Chapter
20
Eltia
dan Reed
"Nona Eltia, sebentar lagi.
Semangat!"
"Uuuhhh... Aaaahhh!!"
Sudah berapa lama waktu berlalu? Sejak
proses melahirkan dimulai, Eltia hampir kehilangan indra waktu. Rasa sakit yang
hebat dan berkelanjutan tidak memberinya waktu untuk berpikir.
(Aku sudah tidak tahan, tidak bisa
lagi.)
Tepat ketika Eltia berpikir seperti itu
dalam hati, tangisan bayi menggema di ruangan. Bersamaan dengan itu, para
dokter dan bidan yang berkumpul untuk membantu persalinan bersorak kegirangan.
Di tengah keriuhan itu, Eltia bergumam pelan.
"Hah... hah... Nnn, syukurlah...
aku berhasil melahirkannya... ya."
Sesaat setelah berkata begitu, ia
berharap dalam hati, (Kumohon, semoga dia anak laki-laki).
Meskipun orang-orang di sini tidak
mengetahuinya, hanya Eltia yang tahu isi dari perjanjian rahasia yang terjalin
dengan Kekaisaran.
Jika anaknya
adalah perempuan, masa depan yang menanti akan terasa pahit. Itulah mengapa ia
tidak bisa berhenti berharap.
Tak lama
kemudian, salah satu bidan dengan lembut meletakkan bayi yang baru lahir di
samping ranjang tempat Eltia berbaring.
"Nona
Eltia, selamat. Bayi yang sangat sehat, seorang putri!"
"...!!
Ya, terima kasih..."
Eltia yang
jarang sekali meneteskan air mata di depan orang lain, menumpahkan air mata
hanya karena satu ucapan itu.
Ia tidak tahu
apakah air mata yang mengalir di pipinya ini adalah untuk putrinya yang lahir
dengan selamat, atau karena putrinya kelak akan pergi ke Kekaisaran.
Namun, ada
satu perasaan yang pasti dirasakan Eltia terhadap anak yang baru lahir itu.
Itu adalah
kasih sayang dan cinta yang mendalam untuk anaknya yang lahir dengan selamat.
Eltia
diam-diam bertekad dalam hati, (Aku pasti akan melindungi anak ini. Aku akan
membesarkannya agar kuat dan mampu bertahan hidup bahkan di negara lain...!!)
◇
"...Bermimpi
seperti itu, apakah aku sedikit lengah?"
Baru saja
Elias datang mengunjungi ruangan untuk mengkhawatirkan kondisi Eltia, tetapi
setelah sedikit berbincang, ia sudah diizinkan keluar.
Meskipun
kondisinya tidak buruk, memang benar ia merasa lelah. Tak lama setelah itu,
Eltia tampaknya tertidur tanpa ia sadari. Saat itulah, suara seorang prajurit
menggema dari luar ruangan.
"Nona
Eltia, Putri Farah dan Tuan Reed Bardia ingin bertemu. Apa yang harus kami
lakukan?"
Mendengar
bahwa Farah dan Reed datang berkunjung, ia memiringkan kepala, "Ada urusan
apa, ya?" Akhirnya, Eltia mendesah pelan, lalu tenggelam dalam pikirannya
seolah sedang mengingat sesuatu.
◇
Tak lama
setelah Farah lahir, Eltia mengambil sebuah keputusan. Adalah tugasnya sebagai
ibu untuk menciptakan dasar bagi putrinya agar bisa bertahan hidup, apa pun
jalan yang ia tempuh di masa depan.
Oleh karena
itu, ia tega membesarkan Farah dengan keras. Tentu saja ia menyampaikan
kebijakan pendidikannya kepada Elias dan meminta bantuannya. Awalnya Elias
menentang kebijakan Eltia. Namun, saat itu ia kukuh tidak mau mengalah.
"Ketika Farah
menikah dengan Kekaisaran, tidak akan ada seorang pun yang bisa melindunginya.
Oleh karena itu, hatinya harus ditempa sekuat mungkin. Saya sendiri memiliki
pelajaran yang saya peroleh di Keluarga Liberton. Menyampaikan sedikit saja hal
ini kepada Farah pasti akan berguna untuk masa depannya. Saya mohon, Paduka
juga bersikap tegas kepada Farah."
Elias
mengerti semangat Eltia dan bentuk cintanya yang unik, lalu menyetujui
kebijakan pendidikan Farah.
Ia memutuskan
kebijakan pendidikan Farah dengan asumsi bahwa Farah akan menikah dengan
keluarga kekaisaran. Selain sejarah Renarute dan etika yang biasa dipelajari,
ia juga mengajarkan sejarah dan etika Kekaisaran.
Bahkan para
pangeran dari generasi sebelumnya tidak pernah mendapatkan pelajaran yang
sepadat ini sejak usia dini.
Meskipun ia
dicerca oleh mereka yang tidak mengetahui situasinya, Eltia tidak
memedulikannya. Di saat yang sama, ia terkejut dengan bakat Farah seiring
dengan beragam hal yang ia ajarkan.
Farah sangat
cerdas. Eltia bukannya tidak merasa khawatir kalau putrinya akan hancur karena
kebijakan pendidikan yang ia rancang sendiri. Namun, Farah menyerap apa yang
diajarkan dengan cepat dan terampil, seolah menghilangkan kecemasan Eltia.
Dalam hati,
Eltia sangat bahagia dan terharu melihat pertumbuhan anaknya. Tapi, ia sama
sekali tidak pernah menunjukkannya.
Umur dark
elf lebih panjang daripada manusia. Setelah Farah menikah dengan
Kekaisaran, ia tidak akan bisa menginjakkan kaki di Renarute lagi.
Bahkan untuk
waktu singkat di masa kecil, Eltia berpendapat bahwa ia tidak boleh menciptakan
kenangan indah bagi Farah.
Ia tahu bahwa
kenangan indah bisa menjadi penyemangat hidup, tetapi sebaliknya, kenangan itu
juga bisa membelenggu. Dalam kasus Farah, ia berpikir kemungkinan dibelenggu
sangat tinggi. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk bersikap dingin kepada Farah.
Sambil
bersikap keras, Eltia hanya bisa menaruh harapan tipis agar ada sedikit saja
hal baik bagi Farah di Kekaisaran. Sosok yang tiba-tiba muncul dan menyalakan
cahaya pada harapan tipis Eltia adalah Reed Bardia.
Awalnya ia
merasa cemas karena Reed adalah putra dari earl perbatasan, padahal ia
mengharapkan pangeran Kekaisaran.
Ia bahkan
sempat berpikir untuk membatalkan pernikahan itu apa pun yang terjadi jika Reed
adalah pasangan yang akan membuat Farah tidak bahagia.
Namun,
kecemasan awalnya terhadap Reed terpatahkan oleh perilaku dan hasil yang tidak
biasa yang ditunjukkannya. Reed adalah sosok yang pantas disebut 'anak ajaib
yang luar biasa'.
Selain itu, Farah
juga tampaknya menaruh perasaan padanya, meskipun ia tidak tahu alasannya. Jika
itu Reed, mungkin ia bisa membahagiakan Farah. Dengan harapan ini, Eltia
merencanakan agar hubungan antara Farah dan Reed terjalin.
Norris, yang
juga memiliki permintaan dari Zack, ikut membantu membatalkan rencana lama,
seolah mendapatkan perahu di saat yang tepat.
Saat itu, ia
juga mendengar dari Zack bahwa Reed sempat terpesona oleh lukisan yang
menjadikan Eltia sebagai model. Oleh karena itu, ia menduga bahwa Reed akan
memiliki sedikit perasaan terhadap Farah.
Hal yang
menjadi penentu adalah kata-kata yang disampaikan Reed kepada Elias setelah
pertandingan kehormatan.
Eltia yang
mendengarkan kata-kata itu dari Elias, bertekad untuk menikahkan Farah dengan
Reed.
Ia berpikir,
Reed pasti akan membahagiakan Farah sebagai penggantinya. Saat itu, suara
prajurit kembali terdengar.
"Nona
Eltia, maafkan saya. Apa yang harus kami lakukan terhadap Putri Farah dan Tuan
Reed?"
Eltia yang
tersentak, kembali fokus dan menjawab dengan suara biasa yang tegas.
"Baik.
Suruh mereka masuk."
"Siap."
Tak lama kemudian, terdengar suara dari luar ruangan.


Post a Comment