NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Yuusha Party wo Tsuihou Sareta Hakuma Doushi S-Rank Bouken Shani Hirowa reru ~ Kono Hakuma Doushi ga Kikaku Gai Sugiru ~ Volume 3 Chapter 1

Chapter 1 — Penyihir Putih, Menggali Kuburnya Sendiri


Sudah empat hari berlalu sejak kami tiba di Ibukota Kerajaan.

Begitu tugas pengawalan selesai, aku langsung dibebani dengan berbagai pekerjaan, sehingga aku belum sempat berkeliling sejak tiba di Ibukota.

Setelah memastikan bahwa tidak ada iblis yang menyusup dan untuk sementara waktu terbebas dari yang mengaku-ngaku sebagai murid Merlin, aku akhirnya mendapatkan libur singkat.

Dengan pulihnya kelelahan dan tidak adanya rencana khusus, aku pun menuju ke Persekutuan Petualang.

Aku akan menjadikan Ibukota Kerajaan sebagai basis kegiatanku untuk beberapa waktu ke depan.

Tujuanku adalah untuk melihat-lihat, bagaimana sih Persekutuan Petualang terbesar di kerajaan itu.

Aku berjalan selama beberapa puluh menit setelah keluar dari penginapan yang disewa oleh kerajaan.

Di sana, berdiri sebuah bangunan Persekutuan Petualang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang ada di Ishtal.

Sungguh pantas disebut sebagai Persekutuan Petualang nomor satu di kerajaan.

Selain itu, keramaian di sekitar Persekutuan juga sangat menakjubkan.

Toko pandai besi, kedai, toko baju zirah, dan lainnya. Berbagai toko yang disukai para petualang berjejer di sekitarnya, dan semuanya terlihat ramai.

Bahkan sebelum masuk ke dalam bangunan, perbedaan dan kehebatannya dibandingkan Persekutuan Petualang lain sudah terasa.

Lalu, bagaimana ya isi di dalam bangunannya?

Dengan ekspektasi seperti itu di dada, aku melangkahkan kaki ke dalam gedung.

Bagian dalam bangunan sangat luas, dan jumlah karyawannya pun lebih dari dua kali lipat jumlah karyawan di Ishtal.

Jumlah petualang yang ada juga cukup banyak, dan di antara mereka, ada beberapa petualang yang terlihat sangat terampil.

“Dilihat dari perlengkapannya, mungkin mereka adalah petualang Rank-A... atau bahkan Rank-S.”

Mungkin karena ada acara yang akan diadakan beberapa hari lagi.

Beberapa petualang yang tampaknya berperingkat Rank-S terlihat di sana-sini.

Namun, bahkan tanpa mereka, ada banyak petualang yang terlihat sangat cakap.

Tentu saja, hal ini mungkin karena populasi petualang di sini lebih banyak, tetapi banyaknya permintaan misi juga pasti menjadi faktor besar.

Ini lumayan menjanjikan.

Setelah itu, aku menuju konter resepsionis hanya untuk melihat sekilas misi apa saja yang tersedia.

Benar saja, jumlah misinya sangat banyak, mulai dari misi mudah yang bisa diterima oleh pemula hingga misi tingkat kesulitan tinggi yang hanya bisa diterima oleh petualang tingkat atas.

“Mencari ramuan herbal untuk bahan potion... Kalau ini, mungkin aku bisa menerimanya sendirian.”

Misi dengan tingkat yang sama ini memiliki hadiah yang lumayan tinggi.

Mungkin karena ada berbagai jenis ramuan herbal, dan seseorang perlu memahami dengan baik di lingkungan seperti apa ramuan itu tumbuh.

Bagi orang dengan pekerjaan yang lemah dalam pertarungan sepertiku, ini adalah misi yang patut disyukuri.

Meskipun aku perlu belajar sebelumnya, ini jauh lebih mudah daripada mencoba-coba sihir tipe pertarungan.

“Mengambil ramuan herbal... Apakah Anda akan menerima misi ini?”

Seorang resepsionis bertanya kepadaku dengan suara lembut, melihatku yang sedang terpaku menatap papan misi.

“Tidak, saya urungkan saja.”

Dilihat-lihat, ramuan yang dicari tidak terlalu sulit untuk diambil, dan ini mungkin bisa jadi penghasilan sampingan yang bagus, tapi...

Tujuan utamaku hari ini hanyalah inspeksi.

Saat ini aku tidak kekurangan uang, dan setelah pengawalan yang panjang, ditambah dengan penggunaan sihir deteksi untuk memastikan tidak ada iblis.

Karena terus bekerja, aku ingin menikmati liburan yang sudah lama kunanti.

“Begitu ya...”

“Maafkan aku. Aku hanya ingin memastikan misi apa saja yang tersedia hari ini.”

Baiklah.

Tidak perlu berlama-lama.

Aku sudah selesai memeriksa misi apa saja yang ada, sebaiknya aku kembali sekarang.

“Hei, kau tahu? Kudengar petualang Rank-S sedang berkumpul di Ibukota Kerajaan sekarang.”

“Oh, jadi benar rumor kalau petualang dari seluruh kerajaan sedang berkumpul. Pantas saja, aku melihat petualang Rank-S yang tidak kukenal.”

“Kudengar, kelompok yang melindungi Ishtal dari iblis juga datang.”

“Maksudmu kelompok petualang yang berhasil mengalahkan gerombolan monster itu!?”

Aku mendengar pembicaraan yang familier.

Tidak salah lagi.

Kemungkinan besar, mereka membicarakan Yui dan yang lainnya.

Aku tidak menyangka mereka menjadi rumor di sini juga.

Yah, kami mengambil jalan memutar dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk tiba di Ibukota Kerajaan, jadi tidak aneh jika petualang lain datang ke sini dari Ishtal atau melewati Ishtal.

“Dan kudengar Pahlawan juga datang, kan?”

“Ya, dan kudengar Pahlawan Kristal Es itu juga menanggapi panggilan kali ini.”

“Pahlawan yang sedang berseteru dengan Negara Suci itu!? Bukankah Pahlawan Kristal Es itu Pahlawan yang tidak tunduk pada kekuasaan apa pun, bahkan menundukkannya dengan kekuatan?”

“Ya... Pahlawan dan petualang Rank-S. Kira-kira, apa yang akan terjadi di Ibukota Kerajaan?”

“Entahlah. Mungkin sesuatu yang sangat besar akan terjadi. Sesuatu yang monumental yang akan tercatat dalam sejarah...”

Kedua petualang itu menelan ludah.

“Yah, kurasa itu bukan urusan kita.”

“Benar, itu pasti bukan urusan kita, petualang biasa seperti kita!”

Kedua pria itu menganggap itu bukan urusan mereka, menepis ketegangan sebelumnya, dan pergi dari Persekutuan Petualang sambil tertawa terbahak-bahak dengan berani.

Topik ini sering muncul di kalangan petualang lain, dan aku juga mendengarnya beberapa kali di kota sebelum datang ke sini.

Ngomong-ngomong, berbeda denganku yang kurang tahu tentang urusan para Pahlawan, orang-orang di kota tampaknya cukup update dengan hal-hal seperti itu, dan fakta bahwa Serion menanggapi panggilan ini menjadi topik hangat di Ibukota.

Pasalnya, Serion tidak tertarik pada kekuasaan atau uang, dan ia pernah menghancurkan separuh Katedral Besar di tempat suci salah satu dari Tiga Negara Besar, yaitu Negara Suci, hanya dengan alasan “suasana hatinya terganggu”. Katedral Besar selalu dijaga oleh Ksatria Suci dan bukanlah bangunan yang mudah dihancurkan.

Di atas segalanya, itu berarti bermusuhan dengan Negara Suci. Sekuat apa pun seseorang, tidak banyak yang punya keberanian untuk menjadikan negara besar sebagai musuh.

Hanya orang yang benar-benar bodoh atau orang kuat yang mampu menghadapi negara besar.

Jika ditanya apakah Serion termasuk yang pertama atau yang kedua... itu sulit dijawab.

Oleh karena itu, Serion dikenal sebagai sosok yang sangat aneh di antara para Pahlawan.

Bahkan dalam catatan sejarah.

Karena hal ini, banyak orang merasa terkejut bahwa Serion menanggapi panggilan kali ini.

Yah, memang benar.

Jika tidak ada hubungannya dengan Claire, dia pasti akan mengabaikan panggilan ini.

Ya, tidak salah lagi.

Namun, lebih dari itu,

Hal besar, ya...”

Memang benar, saat ini sedang berlangsung sebuah rencana besar di kerajaan, bukan hanya sekadar hal kecil.

Rencana besar yang bahkan menggerakkan petualang tingkat atas dan para Pahlawan kerajaan.

Yah, rencana itu sendiri tidak masalah.

Masalahnya adalah...

Entah mengapa, aku, yang hanyalah petualang Rank-D, berada di tengah pusaran itu.

“Haa...”

“Umm, Petualang-san?”

Resepsionis menatapku dengan heran, melihatku tiba-tiba menghela napas dan menunduk dengan wajah murung.

“Tidak, bukan apa-apa.”

“Benarkah? Kalau begitu, semoga kamu menjalani kehidupan petualang yang menyenangkan.”

“A, terima kasih...”

Hari ini, seminggu setelah pertarungan sengit melawan Grist, salah satu Empat Raja Iblis.

Banyak orang kuat berkumpul di salah satu ruangan Kastil Kerajaan. Ruangan itu terlihat seperti ruang konferensi besar, dengan meja panjang di tengahnya.

Orang-orang yang duduk di sana pun adalah tokoh-tokoh terkemuka. Profesi mereka beragam, mulai dari ksatria, petualang, hingga anggota Kesatuaan Penyihir yang mengabdi pada kerajaan, tetapi jelas terlihat bahwa mereka semua adalah orang-orang kuat.

Di antara mereka, yang paling menonjol adalah tiga Pahlawan, termasuk Serion.

Berdasarkan informasi yang kudengar dari Ryouen sebelumnya, pria berambut putih dengan topeng hitam itu adalah Pahlawan Petir Kilat, dan pria berambut hitam berkacamata yang mengenakan jas adalah Pahlawan Penghancur.

Terlepas dari pakaian mereka yang unik,

Mana ini, sungguh pantas disebut Pahlawan...”

Aku tanpa sengaja melontarkan kata-kata itu.

Komandan Ksatria Elzario, para Pahlawan, petualang Rank-S, dan Kesatuaan Penyihir yang diakui oleh kerajaan.

Aku merasa sangat salah tempat berada di sini, mengingat aku hanyalah petualang Rank-D.

Jauh lebih nyaman berada di laboratorium Ryouen daripada berada di sini.

“Yui, apa aku benar-benar harus ada di sini?”

Aku bertanya pelan pada Yui yang duduk di sebelahku.

“Hah!? Tentu saja harus! Lloyd juga anggota party kita!”

“Meskipun kamu bilang begitu...”

“Yah, aku mengerti perasaanmu... Tapi kamu kan dulunya anggota party Pahlawan, jadi pasti kamu akan baik-baik saja.”

“Aku adalah orang yang diusir, lho...”

“Aduh, jangan suka mengatakan hal-hal negatif begitu!”

“Haa...”

Setelah itu, Elzario bertindak sebagai pembawa acara, dan rapat pun dimulai.

Total yang terkumpul adalah tiga belas petualang Rank-S, dua puluh dua petualang Rank-A.

Terdiri dari tujuh party petualang. Sisanya adalah belasan anggota dari Kesatuaan Ksatria Kerajaan dan Kesatuaan Penyihir Kerajaan, serta tiga Pahlawan beserta party mereka.

Sebagai informasi tambahan, hanya ada satu party yang seluruh anggotanya berperingkat Rank-S.

Tampaknya, petualang Rank-S memang merupakan eksistensi yang langka.

“Baiklah, pertama-tama... Semuanya. Terima kasih telah berkumpul di tempat ini hari ini. Saya yakin banyak dari Anda yang baru bertemu, jadi mari kita mulai dengan perkenalan. Saya Komandan Kesatuaan Ksatria Kerajaan, Elzario. Senang berkenalan dengan Anda semua...”

Setelah mengatakan itu, Elzario menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Kemudian, perkenalan singkat dilakukan secara berurutan, dimulai dari Kesatuaan Penyihir, lalu para petualang.

Nama, peringkat, profesi, dan sedikit riwayat singkat.

Semakin jelas betapa hebatnya mereka semua.

Dan akhirnya, giliranku tiba.

“Umm...”

Gawat, apa yang harus kukatakan dalam situasi seperti ini?

Karena semua orang di sekitarku memiliki jabatan yang hebat, aku merasa terintimidasi dan tidak tahu harus memperkenalkan diri sebagai apa.

Aku ingin lari, bahkan jika harus membuang rasa malu.

Meskipun begitu, aku tidak mungkin tidak memperkenalkan diri.

“Aku Lloyd, support di party Yui. Profesiku White Mage, peringkat petualangku Rank-D...”

“Hei! Tunggu sebentar!”

Salah satu petualang yang duduk agak jauh menyela perkenalanku sambil memukul meja dengan kuat.

“Hei, apa maksudnya petualang Rank-D!? Bukankah di sini hanya mengundang orang-orang berbakat yang diakui kerajaan? Hei, Komandan Ksatria!?”

Pria petualang itu menatapku dan berteriak.

Haa, aku sudah muak. Aku ingin pulang.

“Itu...”

“Ya. Dia adalah orang yang kompeten, tidak diragukan lagi. Saya jamin itu. Kekuatan tidak bisa diukur hanya dari gelar semata... Tentu Anda sudah tahu hal itu, kan?”

Elzario menjawab pertanyaan petualang itu dengan tegas.

Namun, entah karena tidak suka dengan jawaban tegas dari Komandan Ksatria, pria itu menatapku tajam dengan mata yang dipenuhi amarah.

Apa yang harus kulakukan?

Aku tidak yakin apakah menunjukkan adventurer plate-ku akan meyakinkan mereka.

Dilihat dari sudut pandang tertentu, itu bisa memberikan kesan bahwa aku hanya parasit di party Yui dan yang lainnya. Rasa ada udang di balik batu sangat kentara.

Setidaknya, itu tidak akan memberikan kesan yang baik.

Kalau begitu... mau tidak mau aku harus mengandalkan gelar atau riwayatku.

Satu-satunya riwayat yang bisa kubanggakan.

“Aku pernah menjadi anggota party Allen.”

“Allen...!?”

Hampir semua petualang di ruang konferensi bereaksi terhadap pernyataanku. Sebagian besar reaksi itu sesuai dugaanku.

Namun, yang mengejutkan adalah yang paling bereaksi terhadap pernyataan itu adalah Pahlawan Penghancur.

“Hei! Kau, apakah kau benar-benar anggota party Allen?”

“Ya, benar...”

Eh?

Entah mengapa, setelah pernyataanku, suasana memburuk menjadi sangat tidak menyenangkan.

Cih... Jadi itu dia. Bocah yang lemah tapi mencuri Saintess dari Negara Suci kami...”

Apakah aku malah menambah musuh saja? Aku menyesalinya, tapi sudah terlambat.

Tatapan tajam dan niat membunuh Pahlawan Penghancur tertuju padaku.

“Apa aku mengatakan sesuatu yang menyinggung?”

“Ya, itu menyinggung. Allen... lemah untuk ukuran Pahlawan, dan dia hanya pria yang sombong. Dan kau adalah anggota party-nya? Memang kudengar dia menjadi kuat setelah meninggalkan Ibukota Kerajaan. Kabarnya, dia bahkan disebut Pahlawan Terkuat oleh sebagian orang, sungguh sombong. Tapi...”

“...Tapi?”

“Menjadi kuat? Itu sudah sewajarnya. Orang yang berprofesi sebagai petarung, bahkan sebelum menjadi Pahlawan, tidak boleh menjadi lemah tanpa alasan! Sudah seharusnya dia menjadi kuat. Pahlawan macam apa yang menyombongkan diri hanya karena itu? Itu tidak bisa dimaafkan! Dan kudengar juga, dia menolak misi darurat dan kabur, kan?”

Mendengar perkataan Pahlawan Penghancur, aku teringat.

Benar. Allen kabur...

Tentu saja aku tahu Allen menolak misi darurat dan kabur dari Ishtal. Namun, itu terjadi setelah aku dikeluarkan.

Karena dampak dari kejadian sampai aku tiba di sini hari ini lebih kuat, aku benar-benar lupa tentang hal itu.

Selain itu, aku tidak menyangka kesan orang terhadap Allen seburuk ini...

Itu benar-benar di luar dugaanku.

Mungkinkah popularitasnya hanya terbatas di Ishtal?

Lagipula, kebanyakan orang di sini mungkin tidak tahu sampai kapan aku berada di party Pahlawan.

Itu juga salah perhitungan.

“Aku sudah dikeluarkan... atau keluar sebelum itu terjadi.”

“Tapi, kau pernah berada di party orang yang sebiasa itu, kan?”

Tampaknya dia benar-benar tidak menyukaiku.

Aku bisa merasakan semangatnya untuk menyingkirkanku dari tempat ini bagaimanapun caranya.

Ruang konferensi diselimuti keheningan.

Yang memecah keheningan itu adalah Serion, Pahlawan Kristal Es.

“Aku setuju, dia boleh ikut.”

Pahlawan Penghancur mengerutkan kening mendengar pernyataan Serion.

“Apa dasarnya?”

“Aku sudah melihat langsung sihirnya. Setidaknya, dia lebih baik daripada orang yang kau bawa.”

Hmph, apakah itu maksudnya memprovokasi?”

“Tidak, itu fakta yang tak terbantahkan.”

Serion meremehkan orang lain bukanlah hal yang aneh. Lebih tepatnya, pada dasarnya Serion tidak menganggap orang lain penting.

Oleh karena itu, Pahlawan Penghancur tidak marah meskipun anggotanya diejek.

Namun, ceritanya berbeda jika dia diejek melalui perbandingan dengan orang lain, apalagi dengan petualang Rank-D yang dulunya anggota pria yang tidak disukainya, Allen.

“Bagaimanapun juga, aku tidak mengakui kau sebagai Pahlawan! Jangan bilang kau lupa. Apa yang kau lakukan pada Negara Suci!”

Pahlawan Penghancur berteriak pada Serion dengan marah.

“Hah? Orang dari negaramu memanggil Claire monster, lalu mulai menceramahiku soal tingkah lakuku. Jadi, aku hancurkan kastil itu. Hanya itu.”

“Kau... kau bahkan tidak bisa mengakui satu pun kesalahanmu. Sungguh, aku tidak akan pernah mengakui! Pahlawan macam kau!”

Situasi tegang... hanya dengan sentuhan kecil saja, sepertinya pertarungan akan segera dimulai. Aku menelan ludah. Yui dan Daggas juga sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan situasi ini. Mereka tampak ingin segera pulang.

Apa yang bisa kulakukan sekarang...

—Aku yakin tidak ada apa-apa.

Sebaliknya, tidak melakukan apa-apa adalah solusi terbaik. Jika aku ikut campur, itu hanya akan memperburuk keadaan.

Meskipun begitu, aku juga ingin pulang.

Pikiran seperti itu berputar-putar di benakku berulang kali.

Dan saat pikiranku mulai berputar lagi, setelah aku lupa berapa kali itu terjadi...

Saat itulah.

DONG! Terdengar suara pintu dibuka dengan paksa... tidak, suara pintu yang dihancurkan.

Hahaha, namaku adalah Arch Mage Shino yang agung! Aku baru saja kembali dari jurang, semuanya, kalian pasti sudah lama menunggu!”

Rambut putih dan mata merah. Serta penutup mata di salah satu matanya, seorang wanita yang terlihat seumuran denganku dengan penampilan yang sangat mencolok dan tidak seperti petualang, berhasil menelan suasana ruang konferensi dalam keheningan total, seolah ketegangan sebelumnya hanyalah kebohongan.



Haa, lelah sekali...”

Beberapa jam kemudian, aku akhirnya dibebaskan dari ruang konferensi yang terasa seperti neraka.

Yui dan yang lainnya yang berjalan di sampingku juga terlihat sama-sama kelelahan.

Tentu saja.

Memang, berkat kemunculan Arch Mage Shino yang mencolok itu, sempat terjadi keheningan—entah itu baik atau buruk. Namun, setelah itu, suasana menjadi lebih buruk daripada sebelumnya.

Satu-satunya keberuntungan di tengah kesialan adalah kebencian yang awalnya tertuju padaku kini teralihkan.

“Benar-benar, apa kita bisa menaklukkan dungeon dengan kondisi seperti ini, ya...”

Yui bergumam sambil menghela napas panjang.

“Jujur, sekuat apa pun mereka, menaklukkan dungeon bersama orang-orang seperti itu... rasanya tidak nyaman,” Cross juga tampak enggan.

Ada dua topik utama yang dibahas dalam konferensi kali ini.

Pertama, mengenai pengawalan Claire. Meskipun kemampuan Claire tidak diungkapkan secara detail, mereka tidak bisa tidak memberikan penjelasan sama sekali karena ini menyangkut pengawalan. Jadi, bagian intinya dibicarakan dalam bentuk kiasan.

Dan yang kedua, adalah penaklukkan dungeon. Singkatnya, dungeon bisa disebut sebagai sarang monster. Namun, dungeon bukan hanya sekadar sarang monster.

Sejak awal, dungeon adalah tempat di mana benda-benda yang menyimpan kekuatan dahsyat, yang bahkan disebut legenda, tersembunyi. Itulah mengapa tempat itu disebut dungeon.

Sebagai informasi tambahan, meskipun ada beberapa teori, diperkirakan bahwa monster yang mendiaminya, serta struktur yang disebut dungeon sebagai sarang monster, tercipta dari kekuatan yang bocor dari benda-benda tersebut selama periode waktu yang sangat panjang, bahkan mencapai ratusan tahun.

Ada juga teori yang mengatakan bahwa monster-monster hanya berkerumun karena tertarik pada kekuatan itu...

Cukuplah untuk memahami bahwa asal mula dungeon adalah benda kuat yang tersembunyi di dalamnya.

Omong-omong, Pedang Suci juga digali dari dungeon.

Penaklukkan dungeon pertama kali dilakukan lebih dari seratus tahun yang lalu.

Dan penaklukkan dungeon kedua terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Konon, sekelompok petualang yang disebut petualang legendaris berhasil menaklukkannya hanya dengan satu party. Dan itu adalah salah satu alasan mengapa mereka disebut petualang legendaris.

Ada juga berbagai pencapaian lain yang mereka miliki...

Saat mendengar cerita ini, aku merasa lega. Ada atau tidaknya informasi sangatlah berharga, terutama bagi orang sepertiku yang tidak bisa mengandalkan kekuatan murni.

Hanya dengan tahu saja, tingkat kelangsungan hidup akan meningkat drastis.

Namun sayangnya, karena penaklukkan itu dilakukan secara tiba-tiba oleh individu, bukan oleh negara, tidak ada informasi yang pasti mengenainya.

Yang diketahui hanyalah ada enam dungeon yang saat ini terkonfirmasi, dan dungeon yang kehilangan benda pusakanya akan runtuh.

Dengan mempertimbangkan semua isi di atas, ditambah dengan orang-orang yang ada di sana...

Wajar—bahkan sangat masuk akal—jika kami merasa tertekan.

Apalagi,

“Tim penyerang, ya... Sungguh tidak adil.”

Atas rekomendasi Komandan Ksatria, kami ditempatkan—atau lebih tepatnya, terperangkap—dalam Tim Penyerang.

Ck, padahal berada di party petualang Rank-S saja sudah cukup membuatku merasakan tekanan, dan aku sudah berjuang di tengah itu...

Jujur saja, aku rasa kemampuanku tidak berada di level yang bisa ikut serta dan berkontribusi.

“Memang hadiahnya bagus sih... Bagaimana menurutmu? Sekarang kita masih bisa menolak untuk ikut.”

Bahkan Yui, yang memiliki rasa keadilan yang tinggi dan biasanya antusias dalam hal-hal seperti ini, menilai misi kali ini terlalu nekat. Begitulah level dari misi ini.

Hmm. Secara kekuatan tempur, kita memang tak kekurangan.”

Di Tim Penyerang ada Pahlawan Penghancur dan beberapa petualang Rank-S lainnya. Meskipun dua Pahlawan dibawa ke Tim Pengawal Claire, kekuatan tempur kami masih cukup bagus.

Tentu saja, karena yang dihadapi adalah dungeon, mustahil untuk menghilangkan semua kecemasan.

Meskipun begitu, kombinasi orang-orang yang sama sekali tidak mempertimbangkan kecocokan karakter ini sungguh membuatku ingin berteriak, “Ini keterlaluan!” Aku hanya bisa menghela napas.

“Yah, aku tahu Tim Pengawal lebih penting...”

“Paling buruk, biarpun penaklukkan dungeon gagal, tujuan kita kan untuk menambah kekuatan tempur. Meskipun begitu, ada atau tidaknya benda sekelas Pedang Suci itu sangat besar...”

“Pasukan Raja Iblis pasti akan menambah kekuatan juga untuk merebut Claire.”

“Apalagi kekuatan lawan tidak diketahui... Sungguh membuatku depresi.”

Seperti kata Yui, kami tidak tahu berapa banyak orang sekuat Grist yang dimiliki Pasukan Raja Iblis. Kami pasti akan dipaksa menjalani pertarungan yang berat.

Selain itu,

“Biasanya, penaklukkan dungeon dilarang kecuali ada izin dari negara, seperti kali ini... Bisa ikut penaklukkan dungeon adalah suatu kehormatan sebagai petualang... Mau bagaimana lagi, sebagai petualang, aku ingin mencobanya sekali seumur hidup.”

Bahkan Pahlawan yang memiliki kekuatan kelas atas pun dilarang menaklukkan dungeon tanpa izin dari negara yang memilikinya.

Penaklukkan dungeon. Jika kami melewatkan kesempatan ini, mungkin kami tidak akan pernah lagi mendapat kesempatan untuk menginjakkan kaki ke dalam dungeon.

“Bagaimana kalau kita utamakan keselamatan, ikut saja dulu, dan kalau situasinya memburuk, kita langsung mundur?”

“Aku setuju dengan Daggas. Seharusnya kita tidak boleh maju dengan perasaan seperti ini, tapi ini tidak secara langsung melibatkan nyawa orang banyak...” Yui menjawab sambil mengangguk pada pendapat Daggas.

Shilica dan Cross juga setuju,

“Aku juga setuju. Mungkin, kalau ada korban jiwa dalam penaklukkan dungeon ini, Claire bisa merasa bertanggung jawab...”

“Benar. Bagaimana, Lloyd?”

“Yah, aku sependapat. Jujur saja, aku tidak merasa ini akan berjalan lancar...”

Kecocokan peserta sangat hancur, dan kami tidak punya informasi tentang dungeon itu.

Orang yang percaya diri dalam situasi ini justru aneh.

Selain itu, penaklukkan dungeon juga bukan sesuatu yang mutlak harus dilakukan.

“Kalau begitu, sampai tujuh hari lagi, saat penaklukkan dungeon dimulai, kita bebas bergerak, ya? Tentu saja, pastikan kalian sudah mempersiapkan diri dengan baik sebelum itu. Terutama, Yui.”

“Ke-kenapa aku!?” Yui menjadi panik karena namanya disebut oleh Daggas.

“Maaf. Salah bicara... Sudah mengerti, Yui?”

“Kenapa malah jadi menunjukku lagi!?”

Setelah itu, Yui membawa Shilica menuju Kastil Kerajaan untuk menemui Claire, sementara Daggas dan Cross pergi ke toko senjata dan baju zirah besar yang terkenal di Ibukota Kerajaan.

Aku diajak oleh kedua pihak, tetapi karena ada urusan pribadi, aku memutuskan untuk menolak ajakan mereka.

Tujuanku adalah Kastil Kerajaan, tempat yang sama dengan yang dituju Yui dan Shilica, tetapi mereka akan berbelanja dalam perjalanan.

Dan itu katanya akan memakan waktu cukup lama.

Jadi, aku membeli dua porsi bekal makanan seadanya, lalu melangkahkan kaki menuju laboratorium Ryouen yang berada di dalam Kastil Kerajaan.

“Oh, sudah lama kita tidak bertemu. Kenapa kau datang kemari... Mungkinkah kau mempertimbangkan kembali masalah asistenku...”

“Tidak. Sudah kubilang sebelumnya, aku tidak bisa menjadi asistenmu.”

Lagipula, aku juga tidak mau.

Hmm, kalau begitu, menaikkan peringkat? Kita sudah berjanji, kan. Apakah kita akan pergi ke Persekutuan Petualang sekarang?”

“Tidak, itu juga bukan. Aku datang untuk urusan lain kali ini.”

“Begitu... Yah, tidak baik berbicara sambil berdiri. Duduklah dulu.”

Ryouen berkata begitu, lalu mengeluarkan kursi dari Sihir Penyimpanan.

Menurut Ryouen, dia menyimpan kursi seperti ini dengan sihir karena pada dasarnya tidak ada tamu, dan kursi itu hanya akan mengganggu jika ditaruh di ruangan. Aku merasa itu pemborosan kapasitas...

Aku menasihati diriku sendiri untuk tidak memedulikan hal-hal kecil dan beralih ke topik utama.

“Maaf tidak menghubungi sebelumnya. Aku punya permintaan.”

Hmm. Jika itu kau, aku sangat menyambutnya. Jadi, urusan apa yang kau miliki denganku?”

“Aku tidak perlu bertanya soal pengetahuan sihir, tapi apakah kamu punya pengetahuan tentang petualang di kota ini?”

“Yah, kalau petualang Rank-S, lumayanlah. Bagaimanapun juga, mereka adalah objek penelitian dan pengamatanku.”

Aku merasa dia baru saja mengatakan sesuatu yang bisa menjadi masalah dan berbau kriminal, tergantung isinya, tapi mungkin aku salah dengar, atau kalaupun tidak, itu pasti hal yang legal dan biasa saja.

Aku memilih untuk percaya itu dan melanjutkan pembicaraan.

“Aku ingin informasi tentang sihir dan petualang yang akan berpartisipasi dalam dungeon kali ini...”

“Begitu, itu sebabnya kau datang... Setelah mengetahui bahwa aku diam-diam membuntuti dan mengambil data mereka...”

“Tidak, aku tidak tahu itu.” Aku bergumam dengan suara yang sangat pelan hingga Ryouen tidak mendengarnya.

Aku tahu dia eksentrik, tapi tidak sampai sejauh ini. Itu di luar batas imajinasiku.

Namun, Ryouen tampaknya tidak menyadari keanehan dari ucapannya dan melanjutkan percakapan seolah tidak terjadi apa-apa.

“Mungkin ini lancang, tapi kupikir penting untuk mengetahui informasi tentang petualang yang akan bertarung bersama.”

Hmm, menurutku itu niat yang baik. Benar-benar pantas disebut murid Merlin.”

Apakah itu pujian?

Aku ragu, tapi aku memutuskan tidak baik membahas Guru dengan Ryouen. Yah, mereka berdua mirip dan mungkin cocok satu sama lain.

“Kalau begitu, begini. Aku sudah mengumpulkan data tentang semua anggota, tapi yang kekuatannya paling menonjol di antaranya adalah Pahlawan Penghancur dan... Shino.”

Shino... Ketika aku mendengar nama itu, aku tidak langsung teringat siapa pun.

Karena wanita yang mencolok itu, aku sama sekali tidak bisa membayangkan dia memiliki kemampuan yang luar biasa, sehingga gambarannya tidak cocok dengan yang kukira.

“Shino, maksudmu yang Arch Mage itu?”

“Oh, kau tahu dia!?”

“Yah, namanya saja...”

Perkenalan para peserta sudah selesai.

Wajar jika aku mengingat nama orang-orang yang mungkin akan kupercayai nyawaku.

Selain itu,

“Dia sangat mencolok... Mengesankan, maksudku.”

Hmm, memang dia menarik perhatian, entah itu baik atau buruk. Bagimu, itu yang kedua.”

Ryouen juga tampaknya merasakan hal yang sama denganku tentang Shino, dan melihatnya dengan pandangan yang sama.

Kecuali fakta bahwa dia sangat hebat di antara petualang Rank-S, sebagian besar interpretasinya cocok, ya.

“Se-seberapa kuat dia sebenarnya?”

Aku langsung menanyakan hal yang paling membuatku penasaran.

Hmm, mari kita lihat. Sejauh yang kutahu, tidak berlebihan jika mengatakan dia adalah Arch Mage terkuat dalam sejarah... kira-kira levelnya seperti itu. Yah, itu hanya terbatas pada sihir atribut gelap, ya. Dia sama sekali tidak berguna dalam sihir atribut lainnya.”

“Arch Mage terkuat dalam sejarah...”

“Yah, bisa dibilang dia adalah kebalikan dari dirimu.”

“Kebalikan?”

Apakah itu berarti kebalikan dari sampah dan terkuat?

Meskipun itu fakta, rasanya menyakitkan.

“Kenapa wajahmu terlihat sedih sekali?”

Dia bertanya dengan tatapan bingung, seolah tidak peduli dengan perasaanku.

“Tidak... Bukan apa-apa.”

“Begitu? Kalau begitu baguslah.”

Sungguh menakutkan, dia bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan dengan wajah tanpa ekspresi.

“Begitu... Dia sekuat itu, ya.”

“Mengejutkan, kan?”

“Yah, memang.”

Aku menjawab Ryouen yang tersenyum.

Jujur saja, fakta bahwa petualang bernama Shino itu kuat benar-benar mengejutkan.

Namun, itu karena aku tidak merasakan aura khusus atau mana yang sangat kuat dari Shino, seperti yang dipancarkan oleh petualang dan Pahlawan lainnya.

Siapa sebenarnya Shino ini?

“Yah, tolong bergaullah dengannya, ya. Seperti yang kau lihat, dia... yah, karena dia seperti itu, dia tidak punya teman sebaya.”

“B-Begitu...”

Hmm, aku mohon bantuanmu.”

“Aku... akan berusaha.”

Jika ada kesempatan untuk berinteraksi, aku akan mencoba mengajaknya bicara.

“Baiklah. Apakah ada hal lain yang ingin kau tanyakan?”

“Umm, sebentar. Aku ingin tahu tentang Pahlawan yang akan pergi ke dungeon bersama kami, dan... aku juga ingin tahu tentang sihir.”

“Sihir? Apakah itu sihir support?”

“Tidak, tidak hanya sihir support. Aku ingin belajar tentang berbagai macam sihir.”

Sejak pertarungan melawan Grist, aku merasa semakin menyadari kekuranganku.

Saat itu, jika Serion tidak muncul, kami tidak akan bisa menang melawan Grist.

Hmm, tentang berbagai macam sihir, ya. Sihir yang tidak sesuai dengan profesi, yaitu yang memiliki tingkat bakat rendah, memiliki efisiensi konsumsi mana yang buruk dan efek yang lebih lemah. Dalam kasusmu, kau punya bakat untuk sihir support dan Heal Magic, kan? Kupikir kau ingin meningkatkan teknik di bidang itu...”

Tentu saja, seperti yang dikatakan Ryouen, jelas masih banyak ruang untuk perbaikan dalam sihir support dan Heal Magic-ku, dan pasti ada banyak sihir serta teknik yang tidak kuketahui.

Meskipun begitu, alasan aku ingin mempelajari sihir lain adalah karena pengetahuan sihir sangat berguna untuk mendukung party. Pasti ada petualang yang menggunakan sihir yang tidak kuketahui.

Selain itu, waktu hingga penaklukkan dungeon juga terbatas.

Meskipun ada pilihan untuk meningkatkan sihir yang sudah ada, sihir yang kugunakan saat ini sudah sangat ditingkatkan sesuai dengan diriku, dan aku tidak bisa mengharapkan peningkatan besar lagi.

Terlebih lagi dalam jangka pendek.

“Begitu... Memang benar, sihir yang baru dipelajari, apalagi untuk profesi support, jarang ada kesempatan untuk digunakan. Ada kemungkinan besar malah membahayakan rekan-rekanmu, kan?”

“Begitulah.”

Hmm, memang sepertinya begitu lebih baik.”

Ryouen berkata begitu, lalu melirik ke pintu di belakangnya.

“Yah, aku tidak tahu apakah itu akan berguna atau tidak, tapi ringkasan dan materi penelitianku ada di ruang baca sebelah sana. Kau boleh menggunakannya dengan bebas.”

“Boleh?”

“Kau murid Merlin... yang berarti kau adalah junior ku! Jika junior kesayanganku yang meminta, aku akan mengabulkannya.”

“B-Begitu... Terima kasih.”

Pertanyaan, “Bukankah dia akhirnya tidak dijadikan murid oleh Merlin?” aku simpan baik-baik di dalam hati.





Nah, kalau begitu...

Hari ini aku hanya akan mengurus izin, dan rencananya aku akan berkeliling kota untuk berwisata sekaligus mempersiapkan diri untuk penaklukkan dungeon. Karena itu, aku menyerahkan bekal makan siang yang kubawa pada Ryouen dan berniat untuk pulang.

Saat aku sudah dekat pintu keluar, Ryouen memanggilku.

“Ada apa?”

“Aku ingin memberikan satu nasihat.”

“Nasihat?”

Aku memiringkan kepala, menatap Ryouen yang terlihat serius tidak seperti biasanya.

Party milikmu terdiri dari anggota yang sangat berbakat. Kekuatan mereka bahkan tidak kalah dari petualang Rank-S biasa. Selain itu, mereka masih dalam masa pertumbuhan. Mereka adalah bintang harapan. Tapi...”

“Tapi?”

“Jangan lupakan bahwa ada orang-orang yang tidak menyukai hal itu.”

“Tidak menyukai?”

Hmm, di antara petualang Rank-S, ada yang baru bisa mencapainya setelah usia lima puluh tahun... atau bahkan lebih. Ah, mungkin mereka yang berhasil mencapainya masih bisa dikatakan beruntung. Ada banyak orang yang tidak akan pernah mencapai Rank-S seumur hidup mereka. Kedengarannya kejam, tapi menjadi petualang Rank-S tidak cukup hanya dengan usaha. Dan semua anggota party-mu berhasil mencapainya di usia yang masih belasan tahun. Kau tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti maksudnya, kan?”

“Kecemburuan, ya...”

“Kecemburuan terhadap bakat itu merepotkan. Dalam penaklukkan dungeon kali ini, party-mu mungkin tidak akan disukai. Meskipun mereka sama-sama petualang Rank-S, posisimu tidak terlalu kuat. Bahkan mungkin pujian atas pencapaianmu tidak akan diucapkan dengan tulus. Semakin kuat dirimu, kecemburuan itu juga akan semakin kuat.”

“M-Memang benar...”

Mengingat kembali, saat aku masih menjadi anggota party Pahlawan, ada kalanya aku melihat, mendengar, atau merasakan hal semacam itu. Tentu saja, itu ditujukan pada Allen. Ngomong-ngomong, kami juga sering bertemu dengan orang-orang yang menuntut agar kami ‘mengembalikan’ Shina, yang sangat populer sebagai Saintess dan memiliki penggemar fanatik di kalangan tertentu.

Allen tidak pernah menganggapnya serius, menganggapnya, “Paling juga cuma omongan,” dan tidak peduli. Tapi, bagi sebagian orang, hal itu bisa sangat tidak menyenangkan dan dianggap serius.

Mungkin ini prasangka, tapi sepertinya Shilica adalah tipe yang seperti itu.

“Aku mengerti. Aku akan memperingatkan Yui dan yang lainnya untuk berhati-hati...”

“Apa yang kau katakan? Yang paling dalam bahaya adalah dirimu.”

“Eh?”

“Tidak banyak orang yang akan menghadapi petualang Rank-S secara langsung.”

“Yah, itu benar...”

“Namun, jika ada satu petualang Rank-D di antara mereka, menurutmu apa yang akan dipikirkan oleh orang-orang seperti itu?”

Mendengar kata-kata Ryouen, aku menelan ludah.

“Mereka mungkin bisa menang...?”

“Itu hanya kemungkinan. Tidak perlu terlalu takut. Hanya saja, berhati-hati itu lebih baik.”

Setelah mengatakan itu, Ryouen menyeringai.

Aku tidak tahu apa maksud dari senyumnya itu.

Hanya saja, bagiku, diserang saat berjalan di kota bukanlah hal yang bisa kutertawakan, bahkan jika itu hanya lelucon. Mustahil untuk tertawa.

Bagaimanapun, aku adalah petualang Rank-D.

Apalagi aku adalah White Mage yang fokus pada support. Jika aku diserang oleh petualang bertipe penyerang, jangankan menang, hasil imbang pun akan sangat sulit.

Mau tidak mau, pilihanku hanya satu: melarikan diri.

Jika lawan sudah mempersiapkan situasi agar aku tidak bisa melarikan diri, maka tamatlah riwayatku.

“Berhati-hati...”

“Yah, tidak perlu cemas. Bukankah bagimu, mengalahkan sebagian besar petualang yang menyerangmu secara bergerombol bukanlah hal yang sulit?”

“Tidak, bukan begitu...”

Lloyd menjatuhkan bahunya dan meninggalkan ruangan dengan langkah berat.

Ryouen menatap kepergiannya dengan ekspresi bingung.

Semakin sering berinteraksi dengan Lloyd, Ryouen merasakan kejanggalan yang tak terhapuskan.

Hmm... Keangkuhan dan kepribadian Lloyd yang tidak tahu etika, apakah itu memang sifat aslinya? Aku merasa dia seperti dibesarkan untuk menjadi seperti itu.”

Lagi pula, sangat aneh jika seseorang yang tinggal di negara ini tidak tahu siapa Merlin.

Memang benar, Merlin tidak lagi dibicarakan seperti saat Penaklukan Raja Iblis dulu. Itu mungkin karena spekulasi kematiannya yang kuat, tetapi faktor terbesar adalah berjalannya waktu.

Namun, fakta bahwa Lloyd sama sekali tidak tahu tentang Merlin berarti Merlin sengaja menyembunyikan dirinya.

Tetapi,

“Mungkinkah Merlin yang suka menyombongkan diri itu tidak pernah membicarakannya?”

Gambaran Merlin yang dikenal Ryouen dan Merlin yang dibicarakan Lloyd terasa berbeda, dan Ryouen tidak bisa menghilangkan perasaan aneh itu.

“Merlin... Apa yang sedang kau lakukan sekarang?”

Namun, Ryouen menghentikan pemikirannya, merasa tidak ada gunanya memikirkannya lebih jauh.

Tidak ada yang akan berubah meskipun Ryouen memikirkannya.

Hanya saja, ada satu hal yang dikhawatirkan Ryouen.

“Merlin, ini hanya dugaanku... Tapi dengan kekuatan tempur saat ini, aku merasa kita tidak akan mampu mengalahkan Raja Iblis, apalagi melindungi negara ini, orang-orang di dalamnya, dan hal-hal penting dari bencana bernama Raja Iblis.”

Dengan pemikiran itu, Ryouen bertanya lagi.

—Merlin, di mana kau sekarang, dan apa sebenarnya yang sedang kau lakukan? 


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment