Chapter
2
Kenangan
"Memang, berendam di pemandian air
panas itu enak ya.... Hatiku jadi tenang."
Saat ini, aku sedang berendam di
pemandian air panas yang berada di wisma tamu Renalute.
Aku melakukan ini sebagai persiapan
sebelum pergi ke kamar Putri Farah, untuk membersihkan keringat malam dan
menyegarkan diri.
Aku memang tidak bisa berendam terlalu
lama, tetapi sedikit berendam saja sudah cukup untuk menyembuhkan kelelahan
kemarin.
"Meskipun begitu, ternyata banyak
hal yang terjadi di luar dugaanku, ya."
Aku bergumam pelan pada diriku sendiri,
tidak bermaksud mengatakannya kepada siapa pun.
Ya,
begitulah. Meskipun saat ini aku bisa sedikit bersantai di pemandian air panas,
kenyataannya situasi kemarin sangatlah berat.
Sebenarnya,
ada faksi di Renalute yang menentang pernikahanku dengan Putri Farah. Sosok
yang memimpin faksi tersebut adalah seorang pria bernama Noris Tamooska.
Dia
merencanakan berbagai macam sabotase dan upaya penghalang agar pernikahanku
dengan Putri Farah tidak terwujud. Namun, aku berhasil menggagalkan semua upaya
itu seutuhnya.
Meskipun
aku langsung pingsan di tempat karena reaksi balik dari penggunaan sihir
kompresi yang dilarang.
"Tapi...
aku tidak menyangka Ayah akan begitu panik..."
Saat aku
sadar dari pingsan, Ayah menangis karena mencemaskanku.
Sepertinya
dia sudah lama berpikir bahwa ada kemungkinan aku juga bisa menderita 'Mana
Depletion Syndrome' (Sindrom Kehabisan Mana), mengingat Ibu menderita
penyakit itu. Dalam situasi tersebut, aku pingsan karena kehabisan Mana. Tidak
sulit membayangkan kecemasan dan kekhawatiran Ayah.
Setelahnya,
Ayah yang sudah lebih tenang memberitahuku tentang masalah Noris. Katanya,
Elias, Raja Renalute, akan menangani masalah ini dengan tegas. Setelah selesai
berbicara tentang Noris, Ayah juga memberitahuku tentang Farah.
Rupanya,
selama aku sakit dan tidak sadarkan diri, dia terus berada di sisiku. Ayah
memberitahunya bahwa begitu aku bangun, dia akan segera menyuruh Farah untuk
menemuiku.
Itulah
sebabnya, aku disuruh untuk merapikan diri terlebih dahulu sebelum menemui Farah,
dan sekarang aku sedang berendam di pemandian air panas. Yah, bahkan tanpa
disuruh Ayah pun, aku memang berencana untuk menemui Farah.
"Untuk
saat ini, kurasa masalah pernikahan sudah bisa dianggap selesai dengan baik.
Selanjutnya, aku harus benar-benar menemukan 'Medicinal Herb' (Ramuan Obat)
untuk menyembuhkan 'Mana Depletion Syndrome'...!!"
Aku
bergumam, menyemangati diriku sendiri. Ya, ada dua tujuan aku datang ke
Renalute.
Pertama,
menjalin hubungan kerja sama untuk masa depan dan merampungkan pernikahan
dengan putri raja.
Kedua,
menemukan ramuan obat yang dapat menyembuhkan Mana Depletion Syndrome.
Aku
yakin dari ingatan masa laluku bahwa di Renalute, pasti ada 'Medicinal Herb'
yang merupakan bahan baku untuk obat penyembuh Mana Depletion Syndrome.
Apa pun yang
terjadi, aku akan menemukannya demi Ibu!! Meskipun aku sudah bertekad seperti
itu, masalah sudah muncul sejak awal.
Masalah itu
adalah larangan keluar kastil yang Ayah berikan. Tak perlu dikatakan lagi,
seorang manusia mencolok di Negara Dark Elf, dan itu akan semakin parah
jika aku mengenakan pakaian bangsawan.
Aku mengerti, karena kemungkinan
munculnya orang seperti Noris lagi tidaklah nol. Apa ada cara yang baik? Tepat
saat aku memikirkan itu, sesosok bayangan muncul dari balik uap pemandian air
panas.
Aku hanya menatap kosong ke arah
bayangan itu... Ternyata itu adalah Diana, dalam penampilan yang indah namun vulgar
karena sama sekali tidak tertutup sehelai kain pun.
"Lyd-sama, saya mengerti bahwa
Anda masih enggan untuk meninggalkan pemandian ini, tapi waktu Anda hampir
habis."
"Uwaaaaaaa!?
Tutup, tutup bagian depanmu!!"
Aku langsung merona dan panik melihat penampilannya, tetapi Diana hanya memiringkan kepalanya dengan bingung mendengar teriakanku.


Post a Comment